Detail Karya Ilmiah

  • PRODUKSI TANAMAN CABE JAMU (Piper retrofractum Vahl) DI KABUPATEN SAMPANG
    Penulis : RIZHA WAHYU HARDIKA
    Dosen Pembimbing I : Eko Setiawan
    Dosen Pembimbing II :Diana Nurus Sholehah
    Abstraksi

    Sokobanah Kabupaten Sampang. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman cabe jamu di kabupaten Sampang. Informasi produksi cabe jamu per tahun di kumpulkan dari hasil wawancara dengan petani cabe jamu dan meminta data produksi cabe jamu di Dinas Kehutanan dan Perkebunan. Alat yang digunakan meliputi, penggaris, meteran, kamera digital dan alat tulis. Analisis data yang digunakan adalah statistik sederhana menggunakan piranti Microsoft Office Exel. Data dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data skunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan petani dan pengamatan pada variabel pertumbuhan dan variabel produksi, sedangkan data skunder Cabe jamu (Piper retrofractum Vahl.) merupakan salah satu tanaman asli Indonesia yang banyak dibudidayakan di Indonesia terutama di Jawa, Madura, Sumatra, Bali, Nusatenggara dan Kalimantan. Pulau Madura merupakan daerah penghasil tertinggi cabe jamu, dimana 80 % luas areal penanaman di Indonesia berada di Madura yang mencakup Kabupaten Sumenep, Sampang, Pamekasan dan Bangkalan. tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat produksi cabe jamu dibeberapa sentra penanaman di Kabupaten Sampang. Penelitian ini dilakukan di kecamatan Ketapang dan Kecamatan diperoleh dari dinas atau instansi terkait mengenai tanaman cabe jamu di Kabupaten Sampang. Umur paling produktif ? buah dan berat basah tanaman cabe jamu pada usia ± sepuluh tahun keatas tepatnya umur 15 tahun kecamatan sokobanah yang ditunjukkan (tabel 4.13) berumur lima belas tahun memiliki nilai rata-rata produksi 2613 buah cabe jamu dan bobot basah 8230 g. Produksi diantara dua kecamatan di Kabupaten Sampang paling banyak produksinya adalah kecamatan Sokobanah. produksi tanaman cabe jamu juga dipengaruhi oleh faktor cuaca atau iklim. Kata kunci: Cabe jamu (Piper retrofractum Vahl.), produksi dan umur.

    Abstraction

    Sokobanah Sampang. The materials used in this study is the chili plant herbs in Sampang. Information chilli production of herbs per year, collected from interviews with herbs and chilli growers requested data chilli production of herbal medicine in the Forestry and Plantation. Tools used include, ruler, meter, digital cameras and stationery. Analysis of the data used is simple to use statistical tools Microsoft Office Exel. The data in this study consist of primary data and secondary data. The primary data obtained from interviews with farmers and observations on growth variables and variable production, while the secondary data Cabe Jamu (Piper retrofractum Vahl.) Is a plant native to Indonesia which is widely cultivated in Indonesia, especially in Java, Madura, Sumatra, Bali, Nusa Tenggara and Kalimantan. Madura Island is the highest-producing areas chilli herbs, of which 80% growing areas in Indonesia are on Madura which include Sumenep, Sampang, Pamekasan and Bangkalan. the purpose of this study was to determine the level of chilli production centers in some herbal medicine planting in Sampang. This research was conducted in the district and sub-district Ketapang obtained from departments or agencies regarding chilli plants herbs in Sampang. The most productive age ? wet weight of fruit and medicinal plants chilli at the age of ten years ± 15 years of age or older to be exact sokobanah districts indicated (Table 4:13) fifteen years old had an average value of production in 2613 chilies and herbs 8230 g wet weight. Production of the two districts in Sampang most of its production is Sokobanah districts. chilli medicinal plant production was also affected by the weather or climate. Keywords: Chili Jamu (Piper retrofractum Vahl.), The production and lifespan.

Detail Jurnal