Detail Karya Ilmiah

  • PARAMETER GENETIK HASIL PERSILANGAN GENOTIP JAGUNG (Zea mays. L) TAMBIN DAN ELOS
    Penulis : MOH. SUGIYANTO
    Dosen Pembimbing I : Drs. H. Kaswan Badami, M.Si
    Dosen Pembimbing II :Dr. Ir. Eko Murniyanto, MP
    Abstraksi

    ABSTRAK Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan komoditas pangan kedua setelah padi di Jawa Timur. Pulau Madura memiliki areal tanam untuk tanaman jagung yang cukup luas (360.000 ha). Namun produktivitas ditingkat petani masih rendah, yaitu sekitar 1,4 ton per hektar (Roesmarkam dkk, 2006). Salah satu cara untuk meningkatkan tanaman ini, salah satunya dengan program pemuliaan. Terakitnya suatu varietas unggul yang mempunyai produksi tinggi dan toleran terhadap cekaman lingkungan biotik maupun abiotik merupakan solusi yang tepat dalam meningkatkan produktivitas tanaman jagung Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang kegiatan gen, pewarisan gen, nilai heritabilitas dan korelasi antar sifat beberapa sifat penting tanaman jagung. Hasilnya berguna untuk memperoleh metode seleksi yang tepat dalam menangani keturunan pada generasi berikutnya, sifat yang berpeluang untuk diperbaiki, efisiensi biaya dan tenaga. Penelitian ini dilakukan di penelitian ini akan dilakukan di Desa Nyalabu Daya. Kec. Pamekasan. Kab. Pamekasan pada ketinggian ± 120 m dpl. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai bulan Februari 2016.Rancangan lapangan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan genotip sebagai perlakuan, yang terdiri atas 6 genotip dengan 3 kali ulangan. Perlakuan genotip adalah sebagai berikut : G1= Tambin, G2= Elos, G5= F1 Persilangan (? Tambin x ? Elos), G6 = F1resiprok (?Tambin x ? Elos). Hasil penelitian menunjukkan bahwa, nilai koefisien keragaman dari kedua persilangan (resiprok) sangat bervariasi. ada yang dikendalikan oleh gen dominan sebagian, dan gen lewat dominan. Efek heterosis tertinggi terdapat pada F1 resiprok hasil persilangan G6 =(? Tambin x ? Elos) untuk sifat tinggi tanaman, lebar daun dan tinggi kedudukan tongkol (19,07%, 0,88% dan 5,12%).Nilai heritabilitas dari kedua hasil persilangan Resiprok tersebut mempunyai nilai tinggi, sedang, dan rendah. Pada S0 tetua Tambin memiliki keturunan S1 yang relatif stabil yaitu umur bunga betina, diameter tongkol, diameter janggel dan jumlah baris biji. Selanjutnya terjadi penurunan 6 karakter pada tetua Elos. Hal ini berarti pada populasi Elos telah terkumpul alel-alel dominan, sehingga genotip yang muncul pada keturunan selfingnya kemungkinan sebagian besar homozigot dominan. Terjadi Meternal Effect pada kedua F1 hasil persilangan resiprok. Kata kunci : jagung, resiprok, keragaman genetik, peran gen, heterosis, heritabilitas, depresi inbreeding, Maternal Effect.

    Abstraction

    ABSTRACT Maize (Zea mays L.) is the second food commodities after rice in East Java. Madura has a planting area for crops corn is quite extensive (360,000 ha). However, the productivity of the farmer still low, around 1.4 tons per hectare One way to improve this crop, one of them with the breeding program. Terakitnya some varieties that have high production and tolerance to biotic and abiotic environmental stress is the right solution to increase the productivity of the corn crop This study aimed to obtain information about the activity of genes, gene inheritance, heritability and correlation between the nature of some of the important properties of the corn crop. The results are useful for obtaining the proper selection methods in dealing with offspring in the next generation, which is likely to be fixed properties, cost efficiency and power. This research was conducted in this study will be conducted in the village of Nyalabu Power. District. Pamekasan. Kab. Pamekasan at an altitude of ± 120 m above sea level. The research was conducted from November to February 2016. The design of the field in this study was a randomized block design (RAK) with genotype as treatment, which consisted of six genotypes with three replications. Treatment genotypes are as follows: G1 = Tambin, G2 = Elos, G5 = F1 crosses (? Tambin x ? Elos), G6 = F1 resiprok (? Tambin x ? Elos). The results showed that, the coefficient of the diversity of both crosses (reciprocal) varies widely. No controlled by a dominant gene in part, through a dominant gene. The highest heterosis effect found in F1 reciprocal crosses results G6 = (? Tambin x ? Elos) for properties of plant height, leaf width and height position of cob (19.07%, 0.88% and 5.12%). Heritability of both the result of crossbreeding Resiprok has a value of high, medium, and low. On S0 elders have offspring S1 Tambin relatively stable at the age of female flowers, the diameter of the cob, corncob diameter and the number of seed rows Further decrease of 6 characters in Elos elders. This means the population has accumulated Elos dominant alleles, so the genotype that appears on the descent selfingnya likely that most homozygous dominant. Effect occurs on both the maternal or the result of crossing reciprocally F1. Keywords : Maize, reciprocally, genetic diversity, the role of genes, heterosis, heritability, inbreeding depression, Maternal Effect.

Detail Jurnal