Detail Karya Ilmiah

  • RELEVANSI PERDUKUNAN DENGAN TINDAK PIDANA PENCEMARAN NAMA BAIK MENURUT KUHP (Kasus di yukum Jaya,Kecamatan Terbanggi, Lampung Tengah)
    Penulis : Eka Puji Lestari
    Dosen Pembimbing I : Tolib Effendi, SH.,MH
    Dosen Pembimbing II :
    Abstraksi

    Perdukunan tidak dapat terlepas dari dunia klenik sepertinya di Indonesia kini menjadi semacam gaya hidup. Baik dalam lingkup pedesaan sampai merabah kedunia kalangan atas seperti pejabat – pejabat tinggi dan aparat penegak hukum seperti polisi. Klenik tidak akan terlepas dengan hal perdukunan, paranormal dan peramal yang berbau tahayul, mistik, makhluk gaib, mitos dan sebagainya. Seringkali peramal atau paranormal membuka praktek-praktek dan menjual barang-barang yang dilarang oleh hukum, bahkan akibat dari praktek dukun atau peramal tersebut mengakibatkan tindak pidana seperti pencemaram nama baikyang ditimbulkan dari perbuatan ramal meramal. Oleh karena itu penelitian dilakukan untuk memaparkan hal-hal yang dilakukan oleh paranormal dalam hal ramal meramal dan dihubungkan atau dikatkan dengan tindak pidana pencemaran nama baik. Metode penelitian yang digunakan adalah normatif. Adapun pendekatan yang dilakukan adalah pendekatan perundang-undangan dan pendekatan kasus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan jasa dukun atau peramal dan yang saat ini dikenal sebagai paranormal,maka pihak disangka atau dituduh merasa dicemarkan nama baiknya, namun jika dukun tidak membuka praktek perdukunan tidak akan terjadi hal-hal mengenai pencemaran nama baik. Tindak pidana pencemaran nama baik ini berawal dari orang yang menggunakan jasa peramal timbul rasa menuduh orang lain sebagi pelaku tindak pidana, dari situlah orang yang merasa tertuduh merasa dirinya tercemar karena tidak ada bukti-bukti dab fakta-fakta secara empiris tuduhan itu terlontar kepda orang lain. Jadi praktek perdukuna tersebut adalah pemicu utama dalam tindak pidana pencemaran nama baik. Kata Kunci: perdukunan-klenik-pencemaran nama baik

    Abstraction

    ABSTRACT Quackery can not be separated from the world of the occult seems in Indonesia has now become a kind of lifestyle . Both within the countryside until merabah into the world of the upper class as officials - high-ranking officials and law enforcement agencies such as the police . Heresy will not be released with shamanism , psychic and clairvoyant who smelled of superstition , mysticism , magical creatures , myths and so forth . Often the fortune teller or psychic open practices and selling goods that are prohibited by law , even as a result of the practice of shaman or fortuneteller resulted in criminal acts such as whether they are caused pencemaram name of the act of prediction to predict . The study was therefore conducted to explain the things done by paranormal in terms of prediction predict and are linked or be said with the criminal offense of defamation. The method used is normative . The approach taken is the approach of legislation and case approach . These results indicate that by using the services of a shaman or seer and is currently known as the paranormal , then the suspected or accused felt defamed , but if it does not open the shaman shamanic practices will not happen things about defamation . The criminal act of defamation originated from people who use the services of forecasters arise feel accuse others as a criminal , that's where people who feel accused felt himself tainted because there is no evidence dab facts empirically charges were ejected kepda others , So perdukuna practice is a major trigger in the crime of defamation . Keywords : quackery - occult - defamation

Detail Jurnal