Detail Karya Ilmiah
-
HARGA DIRI MEMPELAI LAKI-LAKI DALAM BUDAYA BAN-GHIBAN PERNIKAHAN (Studi Fenomenologi di Desa Pananggungan Kecamatan Guluk-guluk Kabupaten Sumenep)Penulis : AMALIA ULFADosen Pembimbing I : Alifah Rahma Wati, S.Psi., M.Psi., PsikologDosen Pembimbing II :Abstraksi
ABSTRAK Amalia Ulfa (100541100076). Harga Diri Mempelai Laki-Laki Dalam Budaya Ban-Ghiban Pernikahan. Skripsi. Program Studi Psikologi Ilmu Sosial Dan Ilmu Budaya Universitas Trunojoyo Madura. 2016 XI + 163 halaman dan 13 lampiran Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui harga diri mempelai laki-laki dalam budaya ban-ghiban pernikahan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dalam bentuk fenomenologi. Pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Subjek penelitian berjumlah tiga orang yang merupakan mempelai laki-laki, warga Desa Pananggungan, sudah menikah dan melakukan budaya ban-ghiban. Dengan metode pengumpulan data wawancara. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa mempelai laki-laki mempertahankan harga dirinya dengan membawa ban-ghiban yang sesuai dengan permintaan keluarga mempelai perempuan dan sesuai dengan harapan umum masyarakat tentang ban-ghiban, yaitu ban-ghiban yang banyak dan berkualitas. Mempelai laki-laki dalam penelitian ini merasa diterima dan menjalin hubungan yang baik dengan kelompoknya yang berupa keluarga, lingkungan masyarakat, dan teman sebaya karena membawa ban-ghiban yang sesuai dengan permintaan keluarga mempelai perempuan dan sesuai dengan harapan umum masyarakat tentang ban-ghiban, yaitu ban-ghiban yang banyak dan berkualitas. Mempelai laki-laki dalam penelitian ini merasa mampu dan tidak keberatan membawa ban-ghiban yang sesuai dengan permintaan keluarga mempelai perempuan bahkan melebihi dari permintaan keluarga mempelai perempuan meskipun menghabiskan banyak biaya.. Mempelai laki-laki juga merasa bangga karena mampu membawa ban-ghiban yang sesuai dengan harapan umum masyarakat tentang ban-ghiban, yaitu ban-ghiban yang banyak dan berkualitas. Mempelai laki-laki juga merasa berharga dan senang karena masyarakat memuji mempelai laki-laki berasal dari keluarga dengan latar belakang ekonomi menengah ke atas dan mampu membawa ban-ghiban yang banyak serta berkualitas. Kata Kunci : Harga Diri, Mempelai Laki-Laki, Budaya Ban-Ghiban Daftar Pustaka : 23 (1991-2014)
AbstractionABSTRACT Amalia Ulfa (100541100076). The Self Esteem of Bridegroom in Ban-Ghiban Marriage Culture. Thesis. Psychology Department of Social Sciences an Humanities Faculty, University of Trunojoyo Madura. 2016 XII + 163 pages and 13 appendices This study aims to determine the self esteem of bridegroom in Ban-Ghiban Marriage Culture. This study uses qualitative research as phenomenology. Methode of sampling uses Purposive Sampling. As subject of study is three bridegrooms, Pananggungan villagers, have been married, and did the Ban-Ghiban Culture. Methode of Data Collection uses Interviewing. These results represent that the bridegroom maintain his self esteem by bringing the ban-ghiban according to the request of Bride’s Family and suitable to the general expectations, specifically a lot of ban-ghiban and have a certain quality. The bridegroom in this study feel welcome and have a good relationship with his family, community, and his peers by bringing the ban-ghiban according to the request of Bride’s Family and suitable to the general expectations, specifically a lot of ban-ghiban and have a certain quality. The bridegroom in this study feel afford and pleasure to bring ban-ghiban according to the request of Bride’s Family even exceed although it takes much cost. The bridegroom also feel proud because able to bring ban-ghiban according to general expectations about ban-ghiban, specifically a lot of and qualified ban-ghiban. The bridegroom also feel worth and happy because people praise the bridegroom that come from the upper middle family economy and able to bring a lot of and qualified ban-ghiban. Keywords: Self esteem, bridegroom, Ban-Ghiban culture. Bibliography: 23 (1991-2014)