Detail Karya Ilmiah
-
MAKNA KOMUNIKASI NONVERBAL DALAM BUDAYA KAMANTAN DI DESA TAMBELANGAN KECAMATAN TAMBELANGAN KABUPATEN SAMPANGPenulis : NURI AMILADosen Pembimbing I : Muhtar WahyudiS.Sos, MADosen Pembimbing II :R. Bambang Moertijoso, S.Sos.,M.SiAbstraksi
Nuri Amila, 1005.311.00103. Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya, Universitas Trunojoyo Madura. Skripsi : Makna Komunikasi Nonverbal Dalam Budaya kamantan di Desa Tambelangan, Kecamatan Tambelangan, Kabupaten Sampang. Dbawah bimbingan: Muhtar Wahyudi, S.Sos.,MA dan R. Bambang Moertijoso, S.Sos., M,Si. ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di Desa Tambelangan, Kecamatan Tambelangan, Kabupaten Sampang. Tujuannya untuk mengetahui makna komunikasi nonverbal dalam proses budaya kamantan di Desa Tambelangan, Kecamatan Tambelangan, Kabupaten Sampang. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui observasi, wawancara mendalam, dokumentasi berupa foto-foto pada saat semua proses berlangsung, serta study pustaka. Informan yang dipilih untuk menjadi sampel menggunakan teknik Purposive Sampling. Sementara untuk keabsahan data penelitian ini menggunakan Tringgulasi data (sumber) dan metode agar data yang diperoleh menjadi valid. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dalam semua proses budaya kamantan ternyata mengandung makna nilai-nilai kehidupan dan spiritual. Hal ini dapat tercermin dalam komunikasi nonverbal yang terjadi baik disengaja maupun tidak. Misalnya adanya sirih dan pinang. Jika pinangnya muda berarti acara pernikahan masih lama, namun jika pinang yang dibawa tua berarti acara pernikahan akan segera dilaksanakan. Dalam pemilihan warna busana pengantin Madura lebih memilih busana dengan warna yang mencolok. Hal itu merupakan sebuah gambaran dari masyarakat Madura yang mempunyai sifat berani dan keras. Prosesi sungkeman yaitu sentuhan yang diberikan orang tua kepada anak, sentuhan orang tua di punggung mempelai laki-laki memiliki arti bahwa orang tua sudah memasrahkan, memercayakan dan menitipkan anak perempuannya kepada mempelai laki-laki dan mempelai laki-laki harus bisa menjaga dan melindungi mempelai perempuan. Sedangkan sentuhan yang diberikan orang tua kepada mempelai perempuan memiliki arti bahwa mempelai perempuan harus bisa menghargai, melayani dan mengikuti keputusan atau perintah mempelai laki-laki dan lain sebagainya. Akan tetapi baik disadari atau tidak, masyarakat Madura khususnya di Desa Tambelangan kurang mengerti terjadinya komunikasi nonverbal tersebut dan makna yang ada didalamnya. Oleh karena itu, masyarakat Madura perlu lebih menjaga dan melestarikan proses budaya kamantan berikut komunikasi nonverbal yang mempunyai makna sendiri didalamnya sehingga menjadi warisan budaya yang bisa eksis di masa mendatang. Kata Kunci : Komunikasi nonverbal, Budaya Kamantan, Desa Tambelangan Kecamatan Tambelangan Kabupaten Sampang.
AbstractionNuri Amila, 1005.311.00103. Communication Studies Program, Faculty of Social and Cultural Sciences, University of Trunojoyo Madura. Thesis: The Meaning of Nonverbal Communication in Marriage Culture of Madura in Tambelangan Village, Tambelangan District,Sampang Regency. Thesis advisor: Muhtar Wahyudi, S.Sos.,MA dan R. Bambang Moertijoso, S.Sos., M,Si. ABSTRACT This research was conducted in the village of Tambelangan, Tambelangan District, Sampang Regency. The goal is to determine the meaning of nonverbal communication in the marriage culture in Madura Tambelangan Village, District Tambelangan, Sampang. The research method which is used in this research is descriptive qualitative. The data collection techniques in this research through observation, interview, documentation in the form of photographs during all the process, and review related to literature. Informants who are selected to be sampled is using purposive sampling technique. While the validity of the data for this research is using the data Triangulation (sources) and the method so that the data obtained are valid. The results of this research indicate that in all of the wedding processes turns implies Madurese culture values and spiritual life. It can be reflected in the nonverbal communication that occurs whether intentional or not. For example, the presence of betel and areca. When the areca is young it means the wedding is still long, but if the areca is ripe it means the wedding will be held soon. In choosing of wedding dress color, bride or groom prefer fashion with striking colors, it is reflection of the Madurese people who have bravery and powerful. In the procession of Sungkeman means touch which is given by parents to the bride and groom, A touch by the parent in the back of the groom means that parents have to surrender, trust and entrust their daughter and the groom should be able to maintain and protect the bride. While touch is given by parents to the bride have a sense that the bride should be able to appreciate, serve and follow the decision or order of the groom, and so on. However, whether conscious or not, Madurese people especially in Tambelangan Village not understand the nonverbal communication and meaning of it. Therefore, Madurese people need protecting and preserving more the culture of the wedding process Madura with the nonverbal communication that has own meaning in it so that it becomes a cultural heritage that can exist in the future. Keywords: Nonverbal Communication, Madurese Marriage Cultural, Tambelangan Village Sampang Regency.