Detail Karya Ilmiah
-
Identitas DIri Dalam Komunikasi Artifaktual Anggota Komunitas Pamekasan Death Metal Sindikat (PDMS)Penulis : Slamet Fathor RosiDosen Pembimbing I : Dr. Yuliana Rahmawati, S.sos, M.SiDosen Pembimbing II :Surokim, S.Sos, M.SiAbstraksi
Slamet Fathor Rosi. NIM. 10.05.3.1.1.00063 2014. Identitas Diri Dalam Komunikasi Artifaktual Anggota Komunitas Pamekasan Death Metal Sindikat (PDMS), dibawah bimbingan Dr.Yuliana Rahmawati, S.Sos., M.Si., dan Surokim, S.Sos., M.Si. ABSTRAK Penelitian ini ingin memahami Identitas Diri Dalam Komunikasi Artifaktual Anggota Komunitas Pamekasan Death Metal Sindikat (PDMS). Lokasi penelitian di Kabupaten Pamekasan, yang dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Wawancara, dokumentasi dan observasi, digunakan sebagai cara untuk mengumpulkan data dari para informan. Pemilihan informan menggunakan metode purposive sampling, dan analisis data dilakukan dengan metode deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan Identitas Diri Dalam Komunikasi Artifaktual Anggota Komunitas Pamekasan Death Metal Sindikat (PDMS) terjadi karena adanya proses modelling. Proses ini merupakan proses meniru sesuatu yang mereka lihat dari media massa, kelompok sosial, maupun kelompok rujukan. Media massa sendiri, menjadikan ketua PDMS sebagai faktor pertama menyukai musik death metal sehingga juga dia membentuk sebuah komunitas pecinta death metal. Sedangkan kelompok sosial dan rujukan dijadikan anggota PDMS sebagai faktor pertama mereka menyukai musik death metal. Musik death metal mereka jadikan dasar untuk sebagai acuan terhadap identitas diri mereka, yaitu style pakaian keseharian mereka. Apa yang mereka pakai tidak hanya terjadi karena proses meniru, namun mereka juga merasa nyaman dan percaya diri ketika mereka memakai baju hitam tersebut sehingga apa yang mereka pakai dijadikan sebagai label diri atau julukan oleh orang lain. Orang lain memberi julukan terhadap beberapa anggota PDMS karena mereka melihat bagaimana cara anggota tersebut berpakaian. Ini juga berkaitan dengan komunikasi artifaktual, karena orang lain tanpa berucap dan hanya dengan melihat, mampu tau bahwa orang tersebut merupakan salah satu penggemar musik death metal (anggota PDMS). Kata kunci : Identitas diri, Komunikasi artifaktual, Komunitas Death Metal
AbstractionSlamet Fathor Rosi. NIM. 10.05.3.1.1.00063. 2014. The Self Identity In Artifactual Communication Owned By The Members Of Death Metal Syndicate Pamekasan community. Advisor Dr.Yuliana Rahmawati, S.Sos., M.Si., and Surokim, S.Sos., M.Si. ABSTRACT This research was aimed to have understanding of Self Identity In Artifactual Communication Owned By The Members Of Death Metal Syndicate Pamekasan community. The research was located in Pamekasan regency, by using descriptive qualitative method. Interview, documentation, and observation were used as the way to collect the data from informants. In choosing the informant, the researcher used purposive sampling, while data analysis was done by using descriptive method. The result of this research shown that the members’ Self Identity In Artifactual Communication Owned By The Members Of Death Metal Syndicate Pamekasan community occurred because of modelling process. This process was a process of imitating something which was seen through mass media, social group, as well as other groups. The mass media made the leader of PDMS as the first subject who liked death metal music. This music then was made by the community as a base that indicated their identity, namely their daily clothing style. This style was not only happened because of imitation process, but also because they felt comfort and confident to wear gothic clothe, so that it was used as their identity. It was also because of artifactual communication, in which without words only sight, other people knew that they belong to death metal music (PDMS’ member). Key words: Identity, Artifactual Communication, Death Metal Community