Detail Karya Ilmiah

  • Abstraksi

    Menciptakan sebuah kepatuhan merupakan suatu hal yang sulit dilakukan, dan tentunya juga membutuhkan beberapa strategi yang sangat beragam. Seperti itulah yang dilakuan para penjoki kerapakan sapi dalam mendapatkan kepatuhan dari anaknya dalam rangka mewariskan tradisisi kerapan sapi. Maka tujuan dari penelitian ini untuk mengungkap Compliance Gaining dalam Hubungan Interpersonal antara Ayah dan Anak pada Pewarisan Tradisi Kerapam Sapi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan serta melakukan wawancara mendalam dengan informan, dan penelitian ini menngunakan terori kepatuhan untuk menganalisis data yang diperoreh di lapangan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam pewarisan tradisi Kerapan Sapi, lingkungan sekitar serta hubungan antara ayah dengan anak memberikan andil yang cukup signifikan terhadap kemauan anak untuk belajar tentang Kerapan Sapi. Komunikasi yang terjadi antara ayah dengan anak dalam keluarga tidak selalu membicarakan mengenai Kerapan Sapi. Keinginan anak untuk belajar tentan Kerapan Sapi dimulai dari rasa ingin tahu setelah melihat ayah megikut sertakan sapi miliknya pada perlombaan dan juga karena terinspirasinya setelah melihat lomba Kerapan Sapi. Saat memulai dan saat proses pewarisan tradisi Kerapan Sapi melalui hubungan interpersonal antara ayah dan anak terdapat 2 unsur, yaitu; kontak dan komunikasi. Dalam penelitian ini peneliti menemukan perbedaan diantara ketiga keluarga yaitu kedekatan dan pertemuan antara ayah dan anak selama proses pewarisan. Namun meski adanya perbedaan diantara ketiganya hal itu tidak menghambat pewarisan tradisi Kerapan Sapi. Adapun model model hubungan interpersonal yang ditekankan dalam pewarisan tradisi Kerapan Sapi adalah model peranan. Pewarisan tradisi Kerapan Sapi orang tua mengunakan beberapa cara untuk mendapatkan kepatuhan dari anaknya. Seperti : menjanjikan penghargaan/hadiah, memberikan kejutan, mengancam/ menakut-nakuti, menunjukkan hasil positif dan hasil negatif, memberikan duluan, meminta utang, dan menyatakan perasaan positif dan negatif.

    Abstraction

    The purpose of this study is to reveal the interpersonal relationship between father and son in the inheritance of bull racing tradition at Madura. In this research uses descriptive qualitative research method with direct observation in the field and conduct in-depth interviews with informants, and this research use compliance theory to analyze the data that gotten in the field. The results of this research showed that the inheritance of bull racing tradition, the around environment and the relationship between the father and son have contributed significan to the child's to desire to learn about bull racing. Communication occurred between father and son in the family do not always talk about bull racing. The wishes of child's to learn about bull racing starts from curiosity after seeing his father enroll cattle in the race and also because the inspiration after seeing bull racing competitions. When start and during the process of inheriting the tradition of bull racing through interpersonal relationship between father and son are two elements, namely; contact and communication. In this research, the researcher found no difference among the three families that closeness and a meeting between father and son during the process of inheritance. However, despite the differences among the three it does not inhibit inheritance of bull racing tradition. The models of interpersonal relationship is emphasized in inheritance of bull racing tradition is a role model. In the Inheritance of bull racing tradition, parents use several ways to get compliance from the child. Such as: promising rewards or gifts, surprise, threaten or frighten, showed positive results and negative results, give first, ask for debt, and express positive and negative feelings.

Detail Jurnal