Detail Karya Ilmiah

  • TRADISI NYADRAN PADA MASYARAKAT MULTIFAITH (Studi Kasus Pada Masyarakat Multifaith Kampung Pancasila Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan)
    Penulis : Mirnia Badiatus Sabariyanti
    Dosen Pembimbing I : Netty Dyah Kurniasari, S.Sos, M.Si
    Dosen Pembimbing II :R. Bambang Moertijoso, S.Sos, M.Si
    Abstraksi

    ABSTRAK Mirnia Badiatus Sabariyanti, 100531100029, 2010, Prodi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya, Universitas Trunojoyo Madura. Skripsi Tradisi Nyadran pada Masyarakat Multifaith (Studi Kasus pada Masyarakat Multifaith Kampung Pancasila Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana tradisi nyadran pada masyarakat multifaith di Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan. Dengan pendekatan diskriptif kualitatif sampel penelitian dipilih menggunakan teknik snowballing sampling. Metode pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Beberapa tahapan dalam teknik analisis data penelitian ini yaitu: reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Kredibilitas penelitian diperoleh dengan menggunakan triangulasi sumber. Hasil penelitian menunjukan bahwa tradisi Nyadran di Desa Balun berasal dari tradisi nenek moyang jaman dahulu yang bertujuan untuk menghormati leluhur yaitu, Mbah Alun atau Mbah Sin Arih yang merupakan tokoh ulama yang merupakan Raja Blambangan keturunan dari Majapahit. Perlengkapan yang digunakan dalam prosesi Nyadran meliputi makam dan sesajen. Sesajen terdiri dari tumpeng, ayam panggang, ketan, apem, kupat, lepet, gemblong, sapu lidi, Kendhi, cobek dan bunga kenanga. Prosesi Nyadran bagi pengantin dilaksanakan pagi hari setelah acara hajatan selesai dan dipimpin oleh Juru kunci dengan membaca do’a di dalam makam. Tidak ada perbedaan pelaksanaan Nyadran antara agama Islam, Hindu dan Kristen. Agama Hindu memaknai Nyadran sebagai bentuk menjalankan ajarannya yang disebut dengan “Desakalapatra”. Agama Kristen memaknainya sebagai penghormatan kepada Mbah Alun yang berjasa bagi Desa. Bagi Agama Islam Nyadran dimaknai sodakoh sebagai wujud syukur kepada Allah SWT. Masing-masing agama memiliki pemaknaan tersendiri terhadap tradisi Nyadran, tetapi pada intinya makna yang diberikan dari proses interaksi antara individu satu dan lainnya adalah sama yaitu sebagai bentuk penghormatan kepada leluhurnya. Kata Kunci : Tradisi, nyadran, makna, interaksi simbolik, masyarakat multifaith

    Abstraction

    ABSTRACT Mirnia Badiatus Sabariyanti, 100531100029, 2010, Department of Communication Studies, Faculty of Social and Cultural Science, Univeristy of Trunojoyo Madura. A thesis. Nyadran Tradition to Multifaith Society (Research Case to Multifaith Society of Kampung Pancasila Desa Balun Kecamatan Turi Kabupaten Lamongan). The purpose of this study is to determine how the nyadran tradition to multifaith society in Balun-Turi, lamongan. By using qualitative descriptive approach, the research sample is selected by using snowballing sampling. Data collecting method used is intervies, observation and documentation. Some steps in this data analysis technique are: data reduction, data serving and conclusion. Research credibility is obtained by using source triangulation. The result shows that tradition of Nyadran in Balun village comes from their ancestor, Mbah Alun or Mbah Sin Arih who is a cleric and also descendent of Blambangan King – Majapahit. Equipments used in the process of Nyadran are tomb and burn offering. The offering consists of cone-rice, grilled chicken, sticky rice, apem, kupat, lepet, gemblong, broom stick, mortar and kenanga flower. The process for Nyadran bride is held in a morning after the celebration event is completed and led by the caretaker who read a pray inside of cemetery. There is no difference between Nyadran that held among Muslim, Hinduism, and Christian. For the Hinduism, Nyadran is the part of their pray that is called “Desakalapatra”. The Christian interpret it as a tribute to Mbah Alun for his service to village, while the Muslim interpret it as a gratitude to Allah.SWT. Each religion has its own interpretation on tradition of Nyadran, but still the main meaning of interact process between one and another is a tribute to their ancestor. Keywords: Tradition, nyadran, Meaning, symbolical interaction, multifaith Society.

Detail Jurnal