Detail Karya Ilmiah

  • MAKNA BUDAYA DHIMMONG (Analisis Semiotika Roland Barthes Dalam Makna Budaya Dhimmong di Desa Batu Belah Barat Kecamatan Dasuk, Sumenep)
    Penulis : LUTFIYAH
    Dosen Pembimbing I : Dessy Trisilowaty, S.Sos.M.Si
    Dosen Pembimbing II :Dewi Quraisyin, S.Pd.I.M.Si
    Abstraksi

    Penelian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan makna dari budaya Dhimmong dengan menggunakan semiotika Roland Barthes, dimana didalamnya terdapat makna denotasi, konotasi, dan mitos. Jenis penelitian ini adalah deskriprif kualitatif yaitu sebuah study yang mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dan dokumentasi yang bermaksud untuk mengambil, menggali data secara langsung terhadap narasumber yang bersangkutan. Hasil penelitian ini adalah budaya Dhimmong adalah kegiatan mengaji dan bertahlil, kemudian menari dengan memainkan musik mulut yang dipadukan dengan pujian (pojien) dengan menggunakan bahasa Madura. Semua masyarakat paham dengan tujuan Dhimmong, bahwa Dhimmong itu adalah acara syukuran (rokat makam) yang bertujuan memohon hujan kepada Allah S.W.T, syukuran ini di pimpin oleh keturunan sesepuh dari budaya Dhimmong. Dengan dilaksanakanya budaya Dhimmong masyarakat di Desa Batu Belah Barat percaya akan mendatangkan hujan yang berkah dan masyarakat disana akan terhindar dari malapetaka atau bencana alam. Kalau tidak dilaksanakan mereka takut berdosa kepada Buju’ atau sesepuh mereka yang sudah meninggal. Selain takut berdosa masyarakat juga takut kalau mereka akan mendapat kualat dari Buju-Buju’ tersebut. Kata kunci: Budaya, Dhimmong, Semiotika Roland Barthes.

    Abstraction

    This study is conducted the purpose of this study is to describe the cultural meaning of Dhimmong by applying Roland Barthes semiotics, where the the meaning of myth, connotation and denotation is stated inside. The type of the study is qualitative descriptive, means a study that focus on deep description in detail and complete. Data collecting technique applied is interview, while documentation is take place in oreder to obtain and dig data directly to related informants. The results of this study are, cultural meaning of Dhimmong, the activity of Qur’an reading and tahlil, then doing dance and play mouth musical which is collaborated with commendation (pojien) in Madurese language. All people in this society really understand about the purpose of Dhimmong which relates Dhimmong to blessing ceremonial (rokat makam) where the main purpose is to invoke rain to Allah S.W.T. This blessing activity is led by the descendent of Batu Belah Barat village elder. That the ritual of Dhimmong culture is the belief of people in Batu Belah Barat village will invoke blessing rain and the people will be spared from calamity or natural disaster. If it is not conducted, the people do afraid of making sin to Buju’ or their elders that have died. Instead of afraid doing sin, the people are also worried to suffer from damn (kualat) of the Buju-Buju’. Keywords: Culture, Dhimmong, Roland Barthes Semiotics.

Detail Jurnal