Detail Karya Ilmiah
-
Kesetaraan Gender Dalam Industri Batik Tanjung Bumi (Studi Kasus Desa Paseseh Kecamatan Tanjung Bumi Bangkalan )Penulis : MOHAMMAD KHOLILDosen Pembimbing I : DR. Dra. Sri Hidayati, M.SiDosen Pembimbing II :Abstraksi
Moch. Kholil, 100521100087, Kesetaraan Gender Dalam Industri Batik Tanjungbumi, Prodi Sosiologi Universitas Trunojoyo Madura, Skripsi, Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Budaya, Universitas Trunojoyo Madura, 2015. Dahulu kegiatan membatik hanya dikhususkan bagi kaum perempuan sebab membatik dianggap pekerjaan yang membutuhkan ketelatenan, kesabaran dan merupakan pekerjaan domestik. Namun pada zaman sekarang batik khususnya batik tanjungbumi banyak dikerjakan oleh pembatik laki-laki. Adanya fenomena tersebut membuat peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai kesetaraan gender yang terdapat di lingkungan kerja pembatik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesetraan gender dalam seni batik tanjungbumi dan faktor apa yang menyebabkan terjadinya kesetaraan gender tersebut. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Pada penelitian ini peneliti berusaha memahami peristiwa dan hubungan terhadap orang-orang yang yang berbeda dalam situasi-situasi tertentu tanpa campur tangan dari pihak luar. Pendekatan studi kasus digunakan dalam penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan suatu fenomena yang dialami oleh para pembatik mengenai kesetaraan gender dalam lingkungan kerja batik tanjungbumi yang terdapat di Desa Paseseh, Kecamatan Tnjungbumi, Kabupaten Bangkalan. Hasil penelitian menunjukkan Terbentuknya kesetaraan gender yang terdapat di industri kerajinan batik tanjungbumi di Desa Paseseh, selain tidak adanya pengkotakan dalam pemilihan jenis pekerjaan, ditunjang pula dengan adanya kesempatan yang diberikan kepada pembatik baik pembatik laki-laki maupun perempuan untuk selalu memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mengembangkan kemampuan pembatik dalam seni batik terutama batik tanjungbumi, selalu diikutserta dalam memberikan pendapat serta keahliannya untuk membantu teman kerja yang lain tanpa memandang perbedaan jenis kelamin, selain itu pembatik laki-laki ataupun pembatik perempuan diberi hak berupa sebuah kekuasaan atau wewenang untuk mengambil keputusan yang terbaik untuk dirinya sendiri ataupun bagi home industri dimana pembatik bekerja, serta adanya sistem pemberian upah yang adil tanpa melihat jenis kelamin tertentu melainkan dilihat dari kesulitan motif dan hasil kerjanya membuat penampakan kesetaraan gender dalam seni batik tanjungbumi lebih terlihat jelas. Kata Kunci: Batik Tanjungbumi, Pembatik Laki-Laki dan Pembatik Perempuan, Kesetaraan Gender, Akses, Kontrol, Partisipasi dan Kesejahteraan.
AbstractionMoch . Kholil , 100521100087 , Gender Equality Tanjungbumi In Batik Art , Sociology Prodi Trunojoyo University , Thesis , Department of Sociology , Faculty of Social and Cultural Studies , University of Trunojoyo , 2015 . Batik activities formerly reserved only for women because batik is considered a job that requires patience, patience and a domestic job . But these days , especially batik batik batik Tanjungbumi done mostly by men. The existence of the phenomenon makes researchers interested in conducting research on gender equality contained in the working environment batik . This study aims to determine the gender equality in the art of batik Tanjungbumi and what factors cause the gender equality . The method used in this study using qualitative research methods using a case study approach . In this study, researchers sought to understand the events and relationships towards people who are different in certain situations without interference from outside parties . A case study approach used in this study aims to explain a phenomenon experienced by the batik on gender equality in the work environment batik Tanjungbumi contained in PasesehVillage , District Tnjungbumi , Bangkalan . The results showed formation of gender equality contained in the batik industry Tanjungbumi Village Paseseh, besides the absence of boxing in the selection of the type of work, supported also by the opportunity given to pembatik both batik men and women to always utilize existing resources to develop the ability batik in the art of batik, especially batik Tanjungbumi, always diikutserta in giving your opinions and expertise to help a friend working the other regardless of gender, besides batik men and batik women were given the right to form a power or authority to take the best decision for himself or for home industries where batik work, as well as a system of remuneration that is fair without seeing a particular sex, but seen from the difficulty motif and the results of its work to make the appearance of gender equality in the art of batik Tanjungbumi more evident. Keywords: Tanjungbumi Batik, Batik Batik Men and Women, Gender Equality, Access, Control, Participation and Welfare