Detail Karya Ilmiah
-
MAKNA SIMBOLIK TRADISI NGEMBLOK DALAM PERKAWINAN DI DESA SIDODADI KECAMATAN BANGILAN KABUPATEN TUBAN JAWA TIMURPenulis : FAJAR ALI FAHMIDosen Pembimbing I : Syamsu Budiyanti, S.Sos., M.SiDosen Pembimbing II :Hetti Mulyaninsih, S.Sos., M.KesAbstraksi
Penelitian ini dilakukan di Desa Sidodadi Kecamatan Bangilan Kabupaten Tuban dengan judul: “Makna Simbolik Tradisi Ngemblok dalam Perkawinan di Desa Sidodadi Kecamatan Bangilan Kabupaten Tuban”. Penelitian ini dilakukan oleh Fajar Ali Fahmi, NIM 10.05.2.1.1.00011, Program Studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya, Universitas Trunojoyo Madura, di bawah bimbingan Syamsu Budiyanti, S.Sos., M.Si dan Hetti Mulyaningsih, S.Sos., M.Kes. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui alasan sekaligus makna simbolik tradisi ngemblok dalam perkawinan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori interaksionisme simbolik yang bersumber pada pemikiran George Herbert Mead. Sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif . Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah wawancara dan observasi sedangkan untuk meneliti keabsahan data dengan menggunakan triangulasi dengan sumber. Hasil penelitian diketahui bahwa alasan hingga sampai saat ini masyarakat Desa Sidodadi tetap melaksanakan tradisi ngemblok yaitu adanya kepercayaan terhadap mitos, sanksi sosial, dorongan psikologis, dan bentuk interaksi sosial. Makna tradisi ngemblok dalam perkawinan merupakan keinginan seorang perempuan untuk berumah tangga kepada pihak laki-laki yang diinginkan dengan memperhatikan bibit bobot bebet. Selama tradisi ini berlangsung tidak hanya sekedar melamar saja yang diperhatikan, namun mempunyai pesan dan makna yang terkandung dalam proses pelaksanaan yaitu madik, nakoake, ngemblok, nontoni, paningsetan, nebus gunem, tuntunan, julen yang mempunyai makna simbol-simbol di dalamnya bagi masyarakat untuk menjalankan kehidupan dimasa depan. Tradisi ngemblok tidak lepas dari argumen masyarakat bahwa suatu benda tersebut mempunyai nilai-nilai makna tertentu. Oleh karena itu tradisi ngemblok tersebut hingga kini masih dipertahankan oleh masyarakat. Kata Kunci: Makna, Tradisi dan Simbolik ngemblok
AbstractionThe research was conducted in the village of Sidodadi Distrct Bangilan Tuban with the title: “The Symbols Meaning of Tradition Ngemblok in the village of Sidodadi Distrct Bangilan Tuban”. The research was conducted by Fajar Ali Fahmi, NIM 10.05.2.1.1.00011, Sociology Program, Faculty of Social Sciences and Cultural Studies, University of Trunojoyo Madura, under the guidance of Syamsu Budiyanti, S.Sos., M.Si and Hetti Mulyaningsih, S.Sos., M.Kes. This research aims to know the reasons and symbolic meaning of the ngemblok tradition in marriage. The theory used in this research is the theory of symbolic interaksionisme sourced at the thought of George Herbert Mead. While the research method used is descriptive qualitative methods. The techniques used to collect the data and observations while the interview is to examine the validity of the data by using triangulation with the source. The research result shows that the reason until now community in the village of Sidodadi District Bangilan Tuban continue to implement tradition ngemblok namely absence of confidence against mythically; social sanction, psychological compulsion, and shape social interaction.Meaning tradition ngemblok in marriage is desire a wife for settling down to the desired male having regard bibit, bobot, bebet. During tradition this goes not only function as apply all reck; but has a message and meaning contained in implementation process, namely madik, nakoake, ngemblok, nontoni, paningsetan, nebus gunem, tuntunan, julen has meaning symbols in it for people to live a life future. Tradition ngemblok not separated from argument people that an object had values a particular meaning. Hence tradition ngemblok the until now still retained by the public. Keywords: Meaning, Tradition and ngemblok symbolic