Detail Karya Ilmiah

  • PENENTUAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK PRIORITAS KLASTER INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH TERTENTU DALAM PENGUATAN SISTEM INOVASI DAERAH KABUPATEN BANGKALAN
    Penulis : Ellen Putri Nuryanti
    Dosen Pembimbing I : Fitri Agustina, ST.,MT.
    Dosen Pembimbing II :Ida Lumintu, ST.,MT.,Ph.D.
    Abstraksi

    Kabupaten Bangkalan merupakan wilayah di Propinsi Jawa Timur yang dapat dikategorikan sebagai daerah yang tertinggal dibandingkan dengan kawasan Gerbangkertasusila lainnya. Oleh karena itu Bangkalan perlu meningkatkan daya saing untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Untuk meningkatkan daya saing suatu daerah, maka dapat dilakukan pengembangan Sistem Inovasi Daerah (SIDa). Penumbuhkembangan klaster industri merupakan salah satu dari enam agenda utama kebijakan inovasi untuk pengembangan Sistem Inovasi Daerah. Hal ini bertujuan untuk mendorong investasi dan aktivitas dalam sistem inovasi dengan penguatan rantai nilai dalam klaster industri di daerah dalam membangun ekonomi wilayah dengan pendekatan sistem. Dari ketujuh belas produk pada Klaster Industri Kecil dan Menengah Tertentu di Kabupaten Bangkalan dilakukan pemilihan dengan menggunakan Location Quotient untuk menentukan produk mana yang merupakan produk basis dan prospektif untuk diprioritaskan dikembangkan lebih lanjut di Kabupaten Bangkalan dan terpilih tujuh alternatif produk yang potensial menjadi prioritas yaitu garam, kecap, tempe, tahu, kripik nangka, genteng dan perhiasan. Kemudian dipilih tiga produk dengan nilai LQ tertinggi yaitu garam, kecap dan tempe untuk dilakukan pembobotan kriteria menggunakan AHP dengan bantuan software expert choice. Bobot masing-masing kriteria ini digunakan untuk merangking produk prioritas dengan menggunakan TOPSIS dan diperoleh nilai preferensi tertinggi yaitu produk garam dengan nilai preferensi 0,664. Berdasarkan analisis rantai nilai dapat diketahui keterkaitan antara semua kegiatan dan keunggulan kompetitif di pasar yang pada akhirnya dapat dirumuskan strategi pengembangan garam untuk meningkatkan perekonomian di Kabupaten Bangkalan. Salah satu strategi pengembangan garam yakni dengan program bantuan penyediaan alat untuk meningkatan nilai tambah produk garam seperti pengolahan garam rakyat menjadi garam beryodium.

    Abstraction

    Bangkalan is a region in east java that can be categorized as less developed region when it is compared with other areas around north shore regions. Therefore, Bangkalan should increase the competitiveness in order to create a better socio-prosperity. The development of Regional Innovation System is possible in increasing a region’s competitiveness. The developing of industrial clusters is one of six main agenda on innovation policy in the effort of developing the Regional Innovation System. The purpose of the system is to encourage the activity and investment in innovation system by strengthening the value chain in region industrial clusters. These efforts can develop the regional economic by the existence of system approach. From the seventeen products on small and medium particular industrial clusters in Bangkalan, they are filtered by using Location Quotient to determine particular products that belongs to prospective and basic sector to be the main continuous development. Finally, there are seven alternative products selected that considered potential to be the main products in Bangkalan, they are: Salt, Ketchup, Tempe (Soya), jackfruit chips, Tofu, roof tile and Jewelry. Then, selection is only taken on three highest LQ value products for the weighting process using AHP with software expert choice attached. They are salt, ketchup and soya (tempe). The weight of each criterion is used to rank the priority product using the TOPSIS. The results obtain the highest preference mark on salt with value of 0,664. Based on the value chain analysis, it shows the relationship between all activity and competitive advantage in market. The result leads on a decision of setting the salt for the economic developing and setting up the target to boost the socio-economic in Bangkalan region. A strategy to do is establishing assisting program from government in providing equipments for increasing the adding value of salt product such as processing low quality salt processing becomes iodized salt.

Detail Jurnal