Detail Karya Ilmiah
-
Fashion Pekerja Seks Komersial Studi Fenomenologi di Lokalisasi Dolly SurabayaPenulis : khotibul umamDosen Pembimbing I : surokim, S.sos, M.SiDosen Pembimbing II :R. Bambang Moertidjoso, S.Sos, M.SiAbstraksi
Pekerja Seks Komersial adalah sebuah profesi yang menjadi sebuah fenomena sosial dalam abad ini. Pekerja seks Komersial bekerja dengan menarik pelanggan untuk mendapatkan layanan seksual. Semakin menjamurnya hiburan malam dan lokalisasi di kota-kota besar, membuat terjadinya ledakan jumlah Pekerja Seks Komersial di satu lokalisasi. Sehingga terciptalah sebuah persaingan ketat didalamnya. Sedangkan sang Pekerja Seks Komersial dan pemilik wisma menginginkan pendapatan yang besar ditengah ketatnya persaingan. Solusi untuk masalah tersebut adalah memperbaiki penampilan Pekerja Seks Komersial. Para pemilik wisma pun juga terlibat dalam penampilan para Pekerja Seks Komersial nya dengan cara menerapkan aturan dalam berbusana. Penelitian ini terfokus pada unsur-unsur yang tergabung dan mendukung penampilan Pekerja Seks Komersial untuk menarik tamu atau konsumen. Penelitian ini juga membahas makna yang tercipta dan respon dari penampilan yang ditampilkan oleh Pekerja Seks Komersial. Metode penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Hal itu karena peneliti ingin menggambarkan bagaimana Pekerja Seks Komersial dalam berpenampilan, sehingga data yang didapat dalam penelitian ini merupakan sebuah pengalaman subyektif dari seorang Pekerja Seks Komersial. Informan penelitian ini merupakan salah satu Pekerja Seks Komersial yang tampil fashionable dalam kerjanya yang bernama shofa. Penelitian ini menggunakan teori interaksionisme simbolis untuk menganalisa data, sehingga data-data yang telah terkumpul dianalisa dan tersaji dalam bentuk proses interaksionisme simbolis. Konsep diri adalah hal pertama yang dipahami oleh seorang Pekerja Seks Komersial dalam bertindak. Setelah itu ia akan menentukan atau memilih sendiri simbol-simbol yang akan ia tampakkan. Simbol-simbol tersebut berupa fashion, daya tarik fisik dan sikap (gestur). Dari situlah ia berusaha untuk dapat memikat para tamu atau konsumen. Dengan penampilan seperti itu, ia mengharapkan sebuah pemaknaan yang berupa sensualitas dari setiap orang yang memandangnya. Sehingga timbul respon yang berupa banyaknya tamu, pujian, rayuan, sindiran dll. Bentuk komunikasi artifaktual yang terjadi pada pekerja seks komersial, penampilan yang memberikan kesan sensual yang selalu ia tampilkan selama ia bekerja. Seperti memakai rok mini, berlipstik, bersepatu high heels, memakai tanktop, dll. Fashion tersebut tampak mengeksploitasi tubuh indahnya, seperti payudara, paha, bibir, mata, dll. Sehingga sebuah simbol kesensualitas yang berupa daya tari seksual tampak dengan sangat jelas. Hal tersebut didukung dengan faktor-faktor lain seperti, adanya calo, megahnya suasana dalam wisma, membuat siapapun mudah terpikat. Hal tersebut harus dilakukannya untuk dapat menarik konsumen. Dengan demikian teknik seperti itu dapat diaplikasikan kepada mereka yang bekerja yang bersentuhan secara langsung dengan masayarakat atau konsumen.
AbstractionCommercial Sex Workers is a profession that is becoming a social phenomenon in this century. Commercial sex workers working with attracting customers to obtain sexual services. The proliferation of nightclubs and localization in large cities, making the explosion in the number of commercial sex workers in the localization. So that created a tough competition therein. While the commercial sex workers and house owners who want a larger revenue middle of intense competition. The solution to these problems is to improve the appearance of commercial sex workers. The owner of the guesthouse was also involved in the appearance of his commercial sex workers by applying the rules in a dress. This study focused on the elements involved and support the appearance of commercial sex workers to attract guests or customers. This study also discusses the significance of the appearance created and the response shown by the commercial sex workers. This research method is the use of qualitative research methods with phenomenological approach. That's because researchers wanted to illustrate how the commercial sex workers in appearance, so that the data obtained in this study is a subjective experience of a commercial sex workers. Informants of this study is one of the commercial sex workers who appear fashionable in the works called shofa. This study uses the theory of symbolic interactionism to analyze the data, so that data that has been collected analyzed and presented in the form of symbolic interactionism. The concept of self is something that is understood by a pertsama commercial sex workers in the act. After that he will decide or choose symbols that he will be putting out. The symbols in the form of fashion, physical attractiveness and attitude (gestures). From there she tried to lure the guests or customers. With performances like that, he expects a meaning in the form of sensuality from every person who looked at him. Causing a response in the form of large numbers of guests, praise, flattery, satire etc. Artifactual form of communication that occurs in commercial sex workers, whose appearance gives the impression that he always sensual show for his work. Like wearing a mini skirt, lipstick, high heels shoes, wearing a tanktop, etc. The fashion looks exploit beautiful body, such as breasts, thighs, lips, eyes, etc. This is supported by other factors such as the presence of brokers, magnificent atmosphere in the house, make anyone easily hooked. This must be done in order to attract consumers. Thus such techniques can be applied to those who work in contact directly with the community or consumers.