ABSTRAK Penelitian ini dilaksanakan karena melihat sedikitnya antusias generasi muda Indonesia yang perduli akan pelestarian budaya lokal seni tari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana manajemen komunikasi yang dilakukan seniman tari dalam upaya pelestarian budaya seni tari di sanggar tari “Pottre Koneng” Kab. Sumenep-Madura. Teori yang digunakan untuk menganalisi data adalah komunikasi, komunikasi antar pribadi, dan manajemen komunikasi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Wawancara dan observasi digunakan sebagai teknik pengumpulan data. Penelitian dilakukan di sanggar tari “Pottre Koneng” desa Pandian Kab. Sumenep-Madura dan menggunakan empat informan, yaitu Pak Edi sebagai seniman dan pendiri sanggar beserta tiga tim pengajar atau asistennya. Para asisten ini merupakan anak didik Pak Edi yang sudah lama belajar tari di sanggar tari “Pottre Koneng”. Namun dalam keseharian, mereka tidak selalu membicarakan tentang tari. Sehingga hambatan yang terjadi lebih banyak dipengaruhi oleh manajemen komunikasi yang dilakukan seniman tari di sanggar tari Pottre Koneng. Oleh karena itu penelitian ini berusaha menjelaskan mengenai manajemen komunikasi seniman tari sebagai sebuah alternatif dalam melakukan pelestarian budaya seni tari di sanggar Pottre Koneng dan menemukan hambatan yang terjadi dalam manajemen komunikasi untuk efektifitas komunikasi di sanggar tari Pottre Koneng. Kata Kunci : Sanggar Tari “Pottre Koneng”, Manajemen Komunikasi, Hambatan omunikasi, Pelestarian Budaya Seni Tari

ABSTRACT This research was carried out by sight at least enthusiastic Indonesian youths who care about the preservation of local cultural dance. This study aims to determine how the management of communications made dance artists in an effort to preserve the culture of dance in the dance studio "Pottre Koneng" Kab. Sumenep-Madura. The theory is used to analyze the data communication, interpersonal communication, and management communication. This research uses descriptive qualitative research methods. Interviews and observations are used as data collection techniques. The study was conducted in the dance studio "Pottre Koneng" Pandian village district. Sumenep-Madura and use the four informants, namely Mr. Edi as an artist and the founder of the studio along with three team teachers or assistants. The assistant is a protégé of Mr. Edi who has long studied dance at the dance studio "Pottre Koneng". But in everyday life, they do not always talk about dance. So that the barriers which occurred more influenced by management communications made dance artists in the dance studio Pottre Koneng. Therefore this study attempts to explain the communication management as an alternative dance artists in performing arts cultural preservation Pottre Koneng dance studio and find the bottleneck occurs in communication management for effective communication in the dance studio Pottre Koneng. Keywords: Dance Classes "Pottre Koneng", Communication Management, Communication Barriers, Preservation of Cultural Dance

Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal