Detail Karya Ilmiah

  • MASKULINITAS DALAM BUDAYA KAMRAT (Studi Budaya Kamrat di Desa Duko, Kecamatan Arjasa, Kabupaten Sumenep)
    Penulis : ACH ZAINUL HASAN
    Dosen Pembimbing I : HETTI MULYANINGSIH, S.SOS., M.KES
    Dosen Pembimbing II :AMINAH DEWI RAHMAWATI, S.SOS., M.SI
    Abstraksi

    ABSTRAK Ach Zainul Hasan, NIM. 09.05.2.1.1.00052, Program studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya, Universitas Trunojoyo Madura. Skripsi ini Tentang, Maskulinitas Dalam Budaya Kamrat (Studi Budaya Kamrat di Desa Duko Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep), di bawah bimbingan Hetti Mulyaningsih, S.Sos., M. Kes. Dan Aminah Dewi Rahmawati, S. Sos., M.Si. Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya sebuah fenomena yang tidak pernah disadari bahwa adanya pemisahan peranan gender dalam sebuah kebudayaan. Padahal sebuah kebudayaan adalah hasil dari masyarakat, dan dalam sebuah masyarakat pasti dihuni yang namanya manusia, baik itu laki-laki maupun perempuan. Diketahui beberapa kebudayaan yang ada di Madura mengesampingkan peran perempuan didalamnya, baik itu Budaya Kerapan sapi, Sapi sono’, Mamajir dan termasuk budaya Kamrat sendiri. Kalau ditelaah lebih dalam yang membedakan antara laki-laki dan perempuan itu sebenarnya sudah hampir tidak ada, kecuali secara kodrati. Sebuah profesi, sebuah hobi dan lain-lain sudah tidak bisa membedakan peran laki-laki dan perempuan. Laki-laki yang tidak bisa memenuhi tuntutan kelelakian tidaklah bisa disebut maskulinitas. Begitupun sebaliknya perempuan tidaklah semuanya feminim yang harus elok, cantik, halus dan sebagainya. Perempuan juga maskulinitas jika mereka mengerjakan apa yang dilakukan oleh laki-laki. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Peneliti menggali data di lapangan dengan observasi, wawancara dan catatan lapangan mendalam kepada para informan yang dipilih berdasarkan purposive sampling. Data yang diperoleh dianalisa menggunakan teknik analisa kualitatif, data diperiksa keabsahannya dengan triangulasi sumber, agar data yang diperoleh menjadi valid. Penelitian ini berlokasi di Desa Duko Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep. Hasil penelitian ini, dideskripsikan melalui pemaparan berbagai informasi dari temuan data selama penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam budaya kamrat terdapat adanya hegemoni peran yang sepenuhnya dikuasai oleh kaum laki-laki. Baik peran sebagai jengkara, lit, yang mengoperasikan gendheng dhumi’ maupun anggota biasa. Dari adanya hegemoni peran tersebut, maka yang yang nampak maskulinitas dalam budaya kamrat. Dari sinilah terlihat jelas bahwa di Desa Duko Kecamatan Arjasa Kabupaten Sumenep sistem patriarki masih sangat kental dan perempuan tidak diberikan keleluasaan untuk berperan di ruang publik, peran perempuan hanya di ranah domestik. Maka dengan mengesampingkan peran perempuan tersebut budaya kamrat syarat sekali dengan simbol-simbol maskulinitas yang mengharuskan hanya untuk laki-laki saja yang boleh ikut dan terlibat didalamnya. Kata Kunci : Maskulinitas, Budaya kamrat

    Abstraction

    ABSTRACT Ach Zainul Hasan. NIM 09.05.2.1.1.00052. This thesis is about Masculinity in Kamrat culture (Study Kamrat culture in Duko Village Arjasa Sub district Sumenep Regency) Sociology Department. Faculty of social and cultural sciences.Trunojoyo university Advisor (I) Hetti Mulyaningsih, S.Sos., M. Kes. (II) Aminah Dewi Rahmawati, S. Sos., M.Si. This research is depend by the existence of a phenomenon that we never realize that Gender Role are separate in a Culture. In fact, a culture is result of a society that the people must be populated by human; it can be man or women. Knowing that some culture in Madura island threads role of woman, such as in Bull race, Sapi sono’, Mamajir and also in Kamrat. The researcher examines distinguishing between men and women that actually there is not differentiated, except by their nature. Profession, hobby and the others are not be able to distinguish the roles of men and women. Men can’t demand his manhood, it is not Masculinity. On the other hand, all of feminine’s women must be beautiful, gorgeous, smooth and so on, women also can masculinity if they do is the men’s ability. This research employs qualitative methods with phenomenological approach. The data collection used observation, in-depth interviews and field notes to the informant, which were choose based on purposive sampling. The data’s obtain analyze using technique analyzing qualitative, examined the validity using by triangulation sources, in order to be valid data. This research is located in Duko village Arjasa Sub district, Sumenep Regency The results of this research describe by exposure of various information, of finding’s data as long as get from the research. This result of research shows in Kamrat culture there are have role of hegemony which man get in. Such as jengkara (jockey/special horseman), lit (jury/judge), people who operated ghendheng dhumi’ (kamrat culture’s music) or the other member. The role of hegemony shows that masculinity is very strong in Kamrat culture. This clearly that in Duko village Arjasa Sub district, Sumenep Regency system Patriarchal is very strong and women not involvement to have a role in public society. Women roles just in domestic. So the roles of women push away in Kamrat culture. Kamrat’s culture requirement once of masculinity’s symbols, that require only men are allowed to participate and get involved. Keyword: Masculinity, Kamrat Culture

Detail Jurnal