Detail Karya Ilmiah

  • ANALISIS TINGKAT KEKRITISAN LAHAN MANGROVE PADA WILAYAH PESISIR SELATAN KABUPATEN PAMEKASAN
    Penulis : Oktavia Tiara Sany
    Dosen Pembimbing I : Zainul Hidayah, S.Pi., M.App.Sc
    Dosen Pembimbing II :Maulinna Kusumo Wardhani, S.Kel., M.Si
    Abstraksi

    Ekosistem mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis yang didominasi oleh beberapa spesies pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur. Secara umum lahan kritis merupakan salah satu indikator adanya degradasi (penurunan kualitas) lingkungan sebagai dampak dari berbagai jenis pemanfaatan sumberdaya lahan yang kurang bijaksana, seperti lahan mangrove yang umumnya banyak dialih fungsikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kondisi hutan mangrovedi pesisir selatan Pamekasan dan menganalisis tingkat kekritisan lahan mangrove di pesisir selatan Pamekasan. Metode pengamatan dilakukan pada 3 desa (Desa Padelegan, Tanjung, dan Pegagan) menggunakan 3 titik stasiun pada setiap desa, dengan masing-masing stasiun memiliki 4 titik plot. Pengamatan pada mangrove dilakukan secara terestris (survey lapang) dan secara sosial ekonomi. Mangrove yang ditemukan pada ketiga desa tersebut adalah Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, Aegiceras corniculatum, Sonneratia alba dan Sonneratia caseolaris yang tersebar tidak merata. Pada desa Pdelegan dan desa Tanjung tersebut lahan mangrove dapat diklasifikasikan rusak dengan nilai TNS berdasarkan cara terestris masing-masing desa yaitu 300 dan 260. Berbeda halnya dengan desa Pegagan klasifikasi lahan mangrovenya rusak berat dengan nilai TNS 195. Sedangkan TNS untuk penilaian secara sosial ekonomi menunjukkan kategori bahwa faktor sosial ekonomi kurang berpengaruh terhadap kerusakan dengan nilainya Desa Padelegan, Tanjung dan Pegagan adalah 110, 110 dan 100. Kerusakan lahan mangrove yang ada pada 3 desa di Kecamatan Pademawu disebabkan karena adanya konversi atau alih fungsi lahan mangrove menjadi tambak. Kata kunci: Kekritisan, Mangrove, Pademawu.

    Abstraction

    Mangrove ecosystem is a tropical coastal vegetation communities dominated by several species of mangrove trees are able to grow and thrive in muddy tidal areas. In general, the critical area is one indicator of degradation (loss of quality) as the environmental impact of different types of land resource utilization indiscretion , such as mangrove land is generally much new purpose . The purpose of this study was to analyze the condition of coastal mangrove forests in the south Pamekasan and analyze the critical level of mangrove land on the south coast Pamekasan . Methods observations were made on 3 villages (Padelegan, Tanjung and Jumiang) using a 3-point stations in each village , with each station has 4 plot point . Observations on terrestrial mangrove done (field survey) and socio-economically . Mangroves are found in all three villages are Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, Aegiceras corniculatum, Sonneratia alba and Sonneratia caseolaris spread unevenly . At the village and the village of Tanjung and Padelegan the mangrove land can be classified by the value of TNS damaged by terrestrial means each village is 300 and 260 . Unlike the case with Pegagan village heavily damaged mangrove land classification with 195 TNS value . While TNS for socio-economic assessment shows that the category of socio-economic factors influence on the damage value Padelegan, Tanjung dan Pegagan are 110 , 110 and 100 . Damage to existing mangrove land in 3 villages in the district Pademawu due to the conversion or conversion of mangrove land into ponds . Keywords : Criticality, Mangrove, Pademawu

Detail Jurnal