Detail Karya Ilmiah
-
Peneyelesaian Tindak Pidana Malpraktek Yan Dilkakukan Oleh Tenaga Kesehaan Di ndonesiaPenulis : Safril Hendri P.RDosen Pembimbing I : H.Boedi Mstiko,S.H.,M.HumDosen Pembimbing II :Dr.Wartiningsih,S.H.,M.HumAbstraksi
ABSTRAK Dalam proses pembuktian merupakan tahap paling menentukan dalam proses peradilan pidana mengingat pada tahap pembuktian tersebut akan ditentukan terbukti tidaknya seorang terdakwa melakukan perbuatan pidana sebagaimana yang didakwakan Penuntut Umum. Ilmu pengetahuan pada era modern saat ini sangat berkembang dengan pesat. Bantuan ilmu kedokteran kehakiman tertuang dalam bentuk Visum et Repertum, sedangkan pembuat Visum et Repertum dilakukan oleh dokter yang merupakan aplikasi dari ilmu kedokteran kehakiman yang dapat berperan dan membantu penyidik dalam tugasnya menemukan kebenaran materil tersebut.. Pada perkara-perkara yang menyangkut kejahatan terhadap tubuh manusia maka antara lain akan dibuktikan penyebab luka atau kematian. Maka bantuan dokter dengan ilmu kedokteran kehakiman yang dimilikinya sangat diperlukan dalam upaya mencari kejelasan dan kebenaran demi mengungkap tentang suatu perbuatan/tindak pidana yang telah terjadi. Metode pendekatan masalah yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah terdiri Pendekatan perundang-undangan (statue approach) dan Pendekatan konseptual (conceptual approach), memunculkan objek-objek yang menarik perhatian dari sudut pandang praktis dan sudut pengetahuan dalam pikiran. Peranan dari Ilmu Kedokteran Kehakiman dalam penyelesaian perkara pidana di Pengadilan adalah membantu hakim dalam menemukan dan membuktikan unsur-unsur pidana yang telah terjadi. Serta memberikan gambaran bagi hakim mengenai hubungan kausalitas antara korban dan pelaku kejahatan dengan mengetahui laporan dalam Visum et Repertum. Pada prinsipnya setiap perbuatan pidana disyaratkan selain bersifat melawan hukum diperlukan juga pertanggungjawaban yang terdapat pada orang yang berbuat. Sedangkan mengenai penyelesaian tindak pidana malpraktek yang dilakukan oleh tenaga kesehatan yang telah masuk ke pengadilan, semua tergantung kepada pertimbangan hakim yang menangani kasus tersebut untuk menentukan apakah kasus yang ditanganinya termasuk kedalam malpraktek atau tidak. Kata Kunci : Ilmu Kedokteran Kehakiman, Visum et Repertum, malpraktek
AbstractionABSTRACT In the process of proof is most decisive stage in the process of criminal justice considering on the stage the proof will be determined whether or not a provençal of a defendant for criminal deeds as charged the public prosecutor. Science in the modern era is currently very growing very rapidly. Aid forensics stipulated in the form of medical check et repertum, while a maker of medical check et repertum done by a doctor who is the application of medical science of justice that can play role and help investigators in their duty in locating the truth materil is. On every related to crimes against the human body and between other will be proven the cause of the injury or death. Then the help of doctors with forensics file is needed in the effort to recruit and uncover the truth for the sake of clarity about a criminal offense has happened. Method approach matter used in writing a thesis it is composed approach legislation ( statue approach ) and approach conceptual ( conceptual approach ), bring up the objects that attract attention from the perspective of practical and angles knowledge in mind. The role of medical science in the settlement of matters of justice in a court judge criminal is to help in locating and prove elements criminal who has been going on. And give a description for judges on the relationship between victims and causality of 819 crime by knowing the report in medical check et repertum. In principle every act punishable required besides is against the law are also needed responsibility that is added to a person who does. Meanwhile on the completion of a criminal offense for malpractice done by health workers, who has been admitted to a court all depend on the consideration judge handling the case to determine whether a case ditanganinya are part for malpractice or not. Keywords: forensics, visum et repertum, malpractice