Detail Karya Ilmiah
-
Model komunikasi interpersonal antara ustadz terhadap santri dalam menanamkan nilai-nilai tradisi pesantren (study deskriptif pondok pesantren Syaichona Yahya Karanganyar Desa Banyuajuh Kecamatan KamaPenulis : layly duwy desy yatiDosen Pembimbing I : dessy trisilowaty, S.sos., M.si.Dosen Pembimbing II :Abstraksi
ABSTRAK Layly Duwy Desy Yati, NIM. 08.08.311.000.60, Program studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya, Universitas Trunojoyo Madura. Skripsi ini tentang Model Komunikasi Interpersonal Antara Ustadz Terhadap Santri Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Tradisi Pesantren (Study Deskriptif Pondok Pesantren Syaichona Yahya Di Dusun Karanganyar Desa Banyuajuh Kecamatan Kamal Kabupaten Bangkalan-Madura) dibawah bimbingan Dessy Trisilowaty. Latar belakang dari penelitian ini adalah masih bertahannya pondok Pesantren Syaichona Yahya di desa Banyuajuh Kecamatan Kamal Kabupaten Bangkalan Madura yang merupakan pondok pesantren salaf (tradisional) di tengah maraknya pondok pesantren modern dan lokasi pondok pesantren yang berada di wilayah arus perbauran budaya. Haltersebut menjadi menarik ketika pondok pesantren masih tetap mempertahankan nilai tradisi yang ada di dalam pesantren dari masa kemasa terhadap setiap santri yang hendak mencari ilmu pada pondok pesantren tersebut. Tradisi-tradisi atau kebiasaan yang ada di pondok pesantren tersebut terlaksana dan tersistem sangat apik, tentu saja tidak terlepas dari kepiawaian dan intensitas komunikasi yang berlangsung di antara pelaku komuniasi yang ada di pondok pesantren Syaichona Yahya. Tujuan dari penelitian ini yakni mendeskripsikan bagaimana model komunikasi interpersonal yang dilakukan ustadz terhadap santri dalam menanamkan nilai tradisi pesantren beserta apa saja faktor yang mendukung dan menghambat dari proses komunikasi tersebut. Penelitian ini, menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Peneliti menggali data dilapangan dengan observasi dan wawancara mendalam kepada para informan yang dipilih berdasarkan seleksi kriteria. Data yang diperoleh di analisa menggunakan teknik analisa deskriptif kualitatif, data diperiksa keabsahannya dengan triangulasi sumber dan triangulasi penyelidikan, agar data yang diperoleh menjadi valid. Penelitian ini berlokasi di desa Banyuajuh, Kecamatan Kamal Kabupaten Bangkalan Madura. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa adanya pengaruh tradisi masa kerajaan yang pernah berdiri di madura terhadap tradisi yang diterapkandi pondok pesantren. Adapun tradsi yang ditemukan yakni kewajiban santri tidak diperbolehkan mengenakan alas kaki, cara berpakaian santri putra dan putri yang masih menggunakan atribut tradisianal, berlutut atau berjalan jongkok ketika hendak menemui Kyai, membantu pekerjaan Kyai dan ustadz, serta banyak hal yang lain. Kesemua tradisi tersebut wajib dilaksanakan santri selama masa menuntut ilmu di pondok pesantren. Fenomena di atas tertanam pada santri secara keseluruhan dan dalam lewat pengkomunikasian secara interpesonal ustadz dan santri, melaui model komunikasi baik secara humanis dan pragmatis. Serta keyakinan agama bahwa petuah Kyai merupakan ijtihat yang harus dipatuhi dan Kyai serta keturunannya wajib dihormati agar ilmu yang diperoleh ketika nyantri menjadi bermanfaat dan berkah. Kata kunci : Komunikasi Interpersonal, Model Komunikasi, Tradisi Pesantren
AbstractionABSTRAC Layly Duwy Desy Yati, NIM. 08.08.311.000.60, study program of Communication Studies, Faculty of Social Sciences and Humanities, University of Trunojoyo. This thesis about the Model of Interpersonal Communication Between Students Against Ustadz Instilling Values in Tradition Pesantren (Islamic boarding school Syaichona Descriptive Study Yahya Hamlet Village Banyuajuh Karanganyar District of Kamal Bangkalan-Madura) under the guidance of Dessy Trisilowaty. The background of this research is still the persistence of Islamic Schools in the village Banyuajuh Syaichona Yahya Kamal District of Bangkalan Madura which is salaf pesantren (traditional) in the midst of a modern boarding school and location of boarding school located in the area of cultural assimilation flow. Haltersebut becomes interesting when boarding still retaining the traditional values that exist in schools over time, to any students who want to seek knowledge in the boarding school. Traditions or customs that exist in the boarding school and tersistem done very nicely, of course, can not be separated from the skill and intensity of communication that goes on between the actors komuniasi in boarding school Syaichona Yahya. The purpose of this research is to describe how the model of interpersonal communication made chaplain to students in boarding schools instill traditional values along with any factors that support and hinder the communication process. This study, using descriptive qualitative method with case study approach. Researchers dig up the data field observation and in-depth interviews with informants were selected based on the selection criteria. The data obtained were analyzed using qualitative descriptive analysis technique, its validity is checked by triangulation of data sources and the triangulation of the investigation, so that the data obtained be valid. This research is located in the village of Banyuajuh, District Kamal Bangkalan Madura. Results from the study showed that the influence of the tradition of the kingdom which once stood in Madura against tradition diterapkandi boarding school. As tradsi found that students are not allowed to wear obligations footwear, dress santri sons and daughters who are still using attributes tradisianal, kneeling or squatting running when they wanted to meet Kyai, helping job Kyai and teachers, as well as many other things. All of these traditions must be carried out during the period of studying students at the boarding school. The above phenomenon is embedded in students overall and in communicating through interpesonal cleric and students, through communication models both humanist and pragmatic. As well as religious beliefs that advice Kyai is ijtihat that must be obeyed and Kyai and their descendants must be respected so that the knowledge obtained when nyantri be beneficial and a blessing. Keywords: Interpersonal Communication, Communication Model, Pesantren Tradition