ABSTRAK Kopi kapal api adalah produk dari PT. Santos Jaya Abadi yang dalam iklannya berusaha untuk mengangkat dan menampilkan kembali semangat nasionalisme Indonesia yang kian lama mengalami krisis berkepanjangan dengan memuat pesan nasionalisme dalam setiap detail simbolnya. Iklan kopi kapal api versi secangkir semangat untuk Indonesia adalah jenis iklan audio visual yang ditayangkan di media televisi dengan menggunakan elemen-elemen verbal dan non verbal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui makna simbolisasi nasionalisme Indonesia dalam iklan kopi kapal api versi secangkir semangat untuk Indonesia. Penelitian ini menggunakan dua teori sebagai pisau analisis. Pertama, Semiotika Charles Sanders Pierce yang membedah simbol melalui segitiga makna (triangle meaning) yaitu representament, object, interpretant. Dan makna diperoleh secara detail setelah diklasifikasikan berdasarkan jenis objectnya yaitu ikon, indeks, simbol. Kedua, Nasionalisme Benedict Anderson dengan Imagined Communities. Metode yang dipakai adalah dengan mengelompokkan simbol berdasarkan scene-scene yang berhubungan dengan nasionalisme Indonesia, kemudian dibedah menggunakan Semiotika Charless Sanders Pierce dan selanjutnya dianalisis dengan Nasionalisme Benedict Anderson. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa nasionalisme Indonesia ada karena bentukan sebuah bangsa sebagai sebuah komunitas yang terbayang. Dimana dalam sebuah bangsa terdapat anggota masyarakat yang memiliki bayangan tentang kebersamaan dan kesetiakawanan mereka yang melekat erat. Selain itu, nasionalisme Indonesia disini juga menunjukkan artefak-artefak budaya yang khas sehingga membangkitkan keterikatan yang begitu mendalam. Beberapa artefak budaya yang diangkat diantaranya adalah wayang kulit, alat musik tradisional angklung, tari sembah, batik, kerapan sapi, sekaten, seni patung dan relief. Jadi, nasionalisme Indonesia dalam iklan kopi kapal api versi secangkir semangat untuk Indonesia adalah nasionalisme budaya. Kata Kunci : (1) Nasionalisme Indonesia, (2) Iklan, (3) Semiotika, (4) Audio Visual

ABSTRACT Kapal api coffee is a product of PT. Santos Jaya Abadi in which its advertisement tries to reappoint and show the spirit of Indonesian nasionalism in every detail of its symbol. Advertisement of Kapal Api Coffee, A Cup of Spirit for Indonesia version is an audio visual type which is displayed in television by verbal and non verbal elements. The objective of this research is to know the meaning of Indonesian nasionalism symbol in Kapal Api Cofffee advertisement A cup of spirit for Indonesian version. This research uses two theories as the media to analyze. First is Charles Sanders Pierce’s Semiotics who discusses symbol through triangle of meaning, such as representament, object, interpretant. And the meaning is gotten in detail after classified based on the kinds of the objects, such as icon, index, symbol. Second is Benedict Anderson’s Nasionalism with Imagined Communities. The method used is by classifying the symbol based on scenes which concerns with Indonesian Nationalism. Then it is discussed using Charles Sanders Pierce’s Semiotics and analyzed with Nasionalisme Benedict Anderson. The result of this research shows that Indonesian nationalism appears because of the forming of a nation as visible community where in the nation there are society members who have shadow of their togetherness and solidarity which adhere tightly. Besides Indonesian nationalism, here also shows cultural artifacts which have special characteristics so it can raise a deep solidarity. Some cultural artifacts shown are wayang kulit, traditional musical instrument angklung, sembah dance, batik, bull race, sekaten, art of statue and relief. So, Indonesian nationalism in Advertisement of Kapal Api Coffee, A Cup of Spirit for Indonesia version is cultural nationalism. Key words: (1) Indonesian Nationalism, (2) Advertisement, (3) Semiotic, (4) Audio Visual

Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal Baca Jurnal