Detail Karya Ilmiah

  • Konstruksi Sosial Predikat Haji (Studi Kasus Di Desa Gunung Eleh, Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang)
    Penulis : MAHMUD
    Dosen Pembimbing I : Drs. Subandri, M.S
    Dosen Pembimbing II :Iskandar Dzulkarnain, S.Th.I., M.Si
    Abstraksi

    ABSTRAK Mahmud, NIM. 08.05.2.1.2.000.02, Program studi Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya, Universitas Trunojoyo Madura. Skripsi ini Tentang, Konstruksi Sosial Predikat Haji (Studi Kasus di Desa Gunung Eleh, Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang), dibawah bimbingan Drs. Subandri, M.S dan Iskandar Dzulkarnain, S.Th.I., M.Si. Latar belakang dari penelitian ini adalah begitu besarnya minat penduduk Madura khususnya masyarakat Desa Gunung Eleh untuk melaksanakan ibadah haji, padahal Desa Gunung Eleh berada di wilayah kabupaten Sampang yang dianggap paling terbelakang secara ekonomi dibandingkan dengan kabupaten lainnya di Madura. Pelaksanaannya, haji tidak hanya dilaksanakan dengan ketentuan-ketentuan agama saja, akan tetapi di dalam masyarakat tersebut ada suatu kebiasaan-kebiasaan yang menjadi sebuah tradisi dan yang tersistem dalam masyarakat. Apabila seseorang yang menunaikan ibadah haji ada tradisi-tradisi yang dilakukan di tempat asal baik sebelum berangkat maupun sepulang dari melakukan ibadah haji. Tradisi tersebut cukup besar biayanya, namun akan terasa aneh jika ada orang yang tidak melakukan tradisi tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah mendiskripsikan bagaimana masyarakat Desa Gunung Eleh memandang dan mengkonstruksi predikat haji Penelitian ini, menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Peneliti menggali data di lapangan dengan observasi dan wawancara mendalam kepada para informan yang dipilih berdasarkan seleksi berdasarkan kriteria. Data yang diperoleh dianalisia menggunakan teknik analisa deskriptif kualitatif, data diperiksa keabsahannya dengan triangulasi sumber dan triangulasi penyelidikan, agar data yang diperoleh menjadi valid. Penelitian ini berlokasi di Desa Gunung Eleh, Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada tradisi lokal dalam ibadah haji yang dilakukan oleh masyarakat Desa Gunung Eleh. Adapun tradisi tersebut dilakukan dalam tiga tahap. fase persiapan yaitu sebelum pelaku haji berangkat ketanah suci, kemudian yang kedua fase pertengahan dimana ketika pelaku haji sedang berada di tanah suci Mekah, dan yang ketiga yaitu fase paska haji yaitu dimana ketika pelaku haji pulang dari ibadah hajinya. Adanya tradisi-tardisi lokal telah menjadikan ibadah haji lebih istimewa dibandingkan dengan ibadah-ibadah lainnya di dalam masyarakat Desa Gunung Eleh, selain itu presepsi masyarakat terhadap orang yang berstatus haji sebagi orang yang kaya dan sebagi seorang yang abid yaitu orang yang banyak ibadahnya atau sebagi ahli ibadah. Status haji menjadi sangat istimewa, bahkan ketika misalnya pergi ke acara pernikahan, slametan, tahlilan dan sebagainya akan duduk di langgar dengan para kyai, ustadz dan juga tokoh masyarakat yang lain. Sedangkan yang masyarakat biasa duduk di taneyan (Halaman). Dengan demikian, seseorang yang telah melaksanakan ibadah haji akan terangkat nilai status sosialnya di mata masyarakat desa Gunung Eleh. Kata Kunci : Konstruksi Sosial, Predikat Haji

    Abstraction

    ABSTRACT Mahmud, NIM. 08.05.2.1.2.000.02, Sociology Department, Faculty of Social and Cultural Studies, University Trunojoyo, Madura. This thesis is about, Social Construction pilgrimage predicate (Case Study at the Gunung Eleh Village, Kedungdung, Sampang,) Under the guidance of Drs. Subandri, M.S dan Iskandar Dzulkarnain, S.Th.I., M.Si The background of this research was the interest of Madura people especially the people of Eleh Mountain village for Hajj, whereas Eleh mountain village located in the Sampang district that considered as most economically backward compared to other districts in Madura. The Implementation of pilgrimage not only conducted with the provisions of religion, but also in the community there is a habits that become a tradition and being a system in society. If there was someone do pilgrimage, there was traditions carried in back home well before leaving and after returning from the hajj. Tradition is quite costly, but it would be odd if there were people who did not do that tradition. The porpuse of this research to descrip how was the Eleh Mountain village peoples see and construc the pilgrimage predicate. This research was using a qualitative descriptive method with a case study approach. Researchers collect data in the field observation and in-depth interviews with informants were selected based on the selection criteria. Data obtained was analysed bay using qualitative descriptive analysis techniques, data sources examined its validity by triangulation and triangulation investigation, in order the data obtained to be valid. This study is located in the Eleh mountain village, District Kedungdung District, Sampang district. The results showed that there is a local tradition in the pilgrimage made by Eleh mountain villagers. The tradition is carried out in three stages. the preparation phase before leaving the ground holy pilgrimage offender, then the second phase of the mid when actors are on pilgrimage in the holy land of Mecca, and the third phase is one in which a post Haj pilgrimage when the actors return from pilgrimage. The existence of local traditions have made the pilgrimage more special than the other acts of worship in the Eleh mountain villagers, besides the public perception of the person who is a pilgrimage As the rich man and abid or people who always worship or as an expert worship. pilgrimage Status become very special, even when there were wedding ceremoni, slametan, tahlilan and act. They will sit in langgar, with kyai, teachers of religion and other community leaders as well. While the ordinary people sitting in taneyan . Thus, a person who has performed the pilgrimage will lift the value of their social status in the eyes of Gunung Eleh village. Key Word : Social Construction, Pilgrimage Predicate

Detail Jurnal