Detail Karya Ilmiah

  • Pengaruh kenaikan harga BBM terhadap pendapatan masyarakat angkutan umum menggunakan pendekatan sistem dinamik. (Studi Kasus: Bangkalan Madura)
    Penulis : Pradita Nordiansya
    Dosen Pembimbing I : Heri Awalul Ilhamsah, ST, MT
    Dosen Pembimbing II :M. Imron Mustajib, ST., MT.
    Abstraksi

    BBM merupakan bahan bakar non renewable yang ketersediaanya tidak dijamin selalu ada sehingga harga yang berlaku cenderung mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Naik atau turunnya harga BBM merupakan kebijakan pemerintah yang bersifat dinamik, seiringnya naik turunnya harga minyak bumi mentah yang sangat berpengaruh terhadap besarnya tekanan krisis globalisasi perekonomian Indonesia dan harga BBM. Kenaikan harga BBM sangat berpengaruh besar terhadap hampir seluruh sektor, karena memicu terjadinya peningkatan biaya produksi atau operasional. Salah satu kelompok sektor pekerjaan yang berpengaruh secara langsung akibat kenaikan harga BBM yaitu masyarakat angkutan umum. BBM merupakan komponen paling penting mereka karena BBM masuk dalam kegiatan operasional. Oleh karena itu apabila harga BBM naik tidak menutup kemungkinan banyak masyarakat angkutan umum berhenti sebagai profesi angkutan umum karena kenaikan biaya operasional tidak bisa diimbangi dengan biaya pendapatan. Penelitian ini menggunakan simulasi pemodelan dinamis sebagai metode analisanya. Pemodelan dinamis memberikan pilihan dalam menggabungkan variabel ekonomi dan sosial yang mempengaruhi sebuah sistem secara berkelanjutan. Setelah dilakukan validasi, didapatkan kesimpulan bahwa, Pada level harga BBM saat ini premium Rp 4500, kesejahteraan masyarakat MPU cukup rendah. Adanya Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebesar Rp 100.000,00 tidak signifikan berpengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat MPU. Jika Hasil subsidi dihapus dan menaikan harga BBM sebesar Rp 6500, maka efek penurunan simpanan MPU mencapai dua kali lipat dari kondisi awal pada saat BBM masih disubsidi. Dan akhirnya, model yang dikembangkan menemukan bahwa MPU setidaknya harus diberikan subsidi sekitar 18% agar MPU tetap dapat mencukupi kebutuhan hidupnya. Kata Kunci: Sistem Dinamik, Mobil Angkutan Umum.

    Abstraction

    BBM is a non-renewable fuel that its availability is not always guaranteed that the prevailing prices tend to increase over time. Increase or decrease in the price of fuel is a the government policy is dynamic, concomitant rise and fall of crude oil prices were very influential on the amount of pressure the Indonesian economy and the globalization crisis fuel price. Fuel price increases very big influence on almost all sectors, as it triggers an increase in the cost of production or operations. One of the groups that affect job sector is directly due to the increase in fuel prices is the public transport. Fuel is the most important component of them because of fuel into the operations. Therefore, if fuel prices go up not rule out a lot of the public transport stops as the profession of public transport due to higher operating costs can not be offset by fee income. This study uses a dynamic simulation modeling as a method of analysis. Dynamic modeling gives you the option of combining economic and social variables that influence a sustainable system After the validation, it was concluded that, At the level of fuel prices current premium of Rp 4500, the public welfare MPU quite low. The existence of direct cash assistance (BLT) of Rp 100,000.00 not significantly affect the public welfare MPU. If the subsidy is removed and the results raise the fuel price of Rp 6500, the effect of decreasing the savings the MPU reach twice the initial conditions at the time the fuel is still subsidized. And finally, the model found that the MPU at least should be given subsidy of about 18% so that the MPU can still make ends meet. Keywords: Dynamic Systems, Transportation.

Detail Jurnal