Detail Karya Ilmiah

  • Kualitas dan Kuantitas Garam Rakyat di Tiga Kabupaten Berbeda di Madura
    Penulis : Moh. Sahri
    Dosen Pembimbing I : Haryo Triadjie,S.Pi.,M.Si
    Dosen Pembimbing II :Dr. H. Mahfud Effendy, S.Pi.,M.Si
    Abstraksi

    Garam adalah komoditas utama yang sangat penting dalam kehidupan manusia sebagai bahan konsumsi maupun industri. Apalagi Indonesia merupakan negara maritim yang memiliki wilayah lautan yang luas draipada daratannya, khususnya pada Pulau Madura. Madura memiliki potensi besar untuk menjadi produsen garam. Madura memiliki empat kabupaten yang berperan dalam proses pembuatan garam, dari keempat kabupaten tersebut memiliki kualitas dan kuantitas garam yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tekstur tanah terhadap kualitas dan kuantitas garam pada tiga kabupaten yang berbeda. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik dengan analisis data menggunakan tabel untuk menggambarkan hasil data atau kondisi di daerah tersebut. Hasil dari penelitian ini pada Kabupaten Sampang memiliki kualitas terendah yaitu 81,38% dan kuantitas garam terkecil berkisar 6,7 kg/m2 (kualitas tiga),dengan tekstur tanah pasir berlempung. Hal ini disebabkan karena adanya zat pengotor yang lebih besar serta kondisi tekstur tanahnya yang tidak mudah meresap (porositasnya kecil), sedangkan pada Kabupaten Pamekasan memiliki kualitas dua dan kuantitas garam yang baik dengan kadar NaCl berkisar 91,08% serta produktivitas garamnya 8,7 kg/m2 karena tingkat porositas tanahnya yang tinggi dengan tekstur tanah lempung liart berpasir. Kabupaten Sumenep memiliki kualitas tiga dan kuantitas garam yang baik dengan kadar NaCl berkisar 86% serta produktivitas garamnya 8,9 kg/m2 karena tingkat porositas tanahnya yang rendah dengan tekstur tanah lempung berpasir.

    Abstraction

    Salt is the major commodities that are important in human life as well as consumer goods industry. Moreover, Indonesia is a maritime country that has vast areas of the oceans and seas territorial landmass than wide, especially on the island of Madura. Madura has great potential to be a producer of salt. Madura has four districts involved in the process of making salt, of the four districts have the quality and quantity of different salts. This study aims to determine the effect of soil texture on the quality and quantity of salt in three different districts. The method used in this study was a descriptive analytic data analysis using a table to illustrate the results of the data or conditions in the district. The results of this study in Sampang District has the lowest quality that is 81.38% and the smallest quantity of salt ranging from 6.7 kg / m2 (three qualities), with argillaceous sand soil texture. This is due to the larger impurities and condition the soil texture is not easily absorbed (small porosity), whereas the two Pamekasan quality and a good quantity of salt with NaCl concentration ranging from 91.08% and its salts productivity of 8.7 kg / m2 due to high levels of soil porosity with Liart sandy loam soil texture. Sumenep have three quality and a good quantity of salt with NaCl concentration ranging from 86% and productivity of salt 8.9 kg / m 2 due to the low level of porosity soil with sandy loam texture

Detail Jurnal