Detail Karya Ilmiah
-
ANALISIS PRODUKTIVITAS JAHE (Zingiber officinale Rosc) DI SENTRA BUDIDAYA JAHE KABUPATEN PAMEKASANPenulis : Ahmad FauzanDosen Pembimbing I : Dr. Ir. H. Ahmad Arsyad Munir, MSDosen Pembimbing II :Catur Wasonowati, SP., M. SiAbstraksi
Jahe (Zingiber officinale Rosc) tergolong famili Zingiberaceae yang merupakan salah satu komoditas ekspor rempah-rempah Indonesia yang memberikan peranan cukup berarti dalam penerimaan devisa negara. Tanaman jahe tersebar pada beberapa wilayah di Indonesia salah satunya adalah wilayah Kabuapaten Pamekasaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui teknologi budidaya, produksi, dan produktivitas serta kaitan antara curah hujan dan kalium terhadap produktivitas jahe di sentra budidaya jahe Kabupaten Pamekasan. Penelitian ini dilakukan di empat Kecamatan diantaranya Kecamatan Pagentenan, Kecamatan Palenggaan, Kecamatan Waru, dan Kecamatan Kadur. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yang kemudian dianalisis menggunakan metode deskriptif. Produksi jahe tertinggi yaitu di Dusun Mungking Desa Tebbul Timur Kecamatan Pagentenan dengan bobot rimpang 412 g. Bobot rimpang terendah berada di Dusun Betes Dejeh Desa Tebbul Timur Kecamatan Pagentenan dengan bobot rimpang yaitu 112 g dan Dusun Sakaddu’ Desa Kertagenah Dejeh Kecamatan Kadur dengan bobot rimpang 116 g . Rata-rata bobot rimpang jahe pada umur 7 bulan di sentra budidaya jahe Kabupaten Pamekasan yaitu 214,86 g. Produktivitas jahe yang paling tinggi di sentra budidaya Kabupaten Pamekasan ada di Dusun Mungking Desa Tebbul Barat Kecamatan Pagentenan yaitu 57,18 ton ha-1, dan yang paling rendah produktivitasnya di Dusun Sakaddu’ Desa Kertagenah Dejeh Kecamatan Kadur yaitu 16,07 ton ha-1. Rata-rata produksi yang dicapai petani di sentra budidaya Kabupaten Pamekasan pada umur 7 bulan yaitu 214,86 g dan rata-rata produktivitas jahe di sentra budidaya jahe Kabupaten Pamekasan yaitu 29,81 ton ha-1.
AbstractionGinger (Zingiber officinale Rosc) belonging to the family Zingiberaceae which is one commodity export Indonesian spices that give a significant role in the revenue of the country. Ginger plants scattered in several regions in Indonesia, one of which is the region Kabuapaten Pamekasaan. This study aims to determine the technology of cultivation, production, and productivity, and the relation between precipitation and potassium on the productivity of ginger in ginger cultivation centers Pamekasan. This research was conducted in four sub-district of which the District Pagentenan, District Palenggaan, District Waru, and Kecamatan Kadur. This study used a purposive sampling method which is then analyzed using descriptive methods. Ginger production highest in Hamlet Mungking the District East Village Tebbul Pagentenan rhizome weighs 412 g. Rhizome weights were lowest in the hamlet of Betes Dejeh Tebbul East Village District of Pagentenan with rhizome weight was 112 g and Hamlet Sakaddu 'Village Kertagenah Dejeh Kadur District of rhizome weighs 116 g. The average weight of ginger rhizome at the age of 7 months in ginger cultivation centers Pamekasan is 214.86 g. Highest productivity in ginger cultivation centers Pamekasan in Hamlet Mungking West Village District of Pagentenan ie 57.18 ton ha-1, and the lowest productivity in Hamlet Sakaddu 'Village Kertagenah Dejeh the Kadur District of 16.07 tons ha-1 . Average production achieved in the centers of cultivation farmers Pamekasan at the age of 7 months is 214.86 g and the average productivity of ginger in ginger cultivation centers Pamekasan ie 29.81 ton ha-1.