Detail Karya Ilmiah

  • Hubungan Kadar Air, Kandungan N, dan Bahan organik terhadap kandungan minyak atsiri cabe jamu (Piper retrofractum Vahl) di Tiga Kecamatan Kabupaten Lamongan
    Penulis : Oktavian Ari Husada
    Dosen Pembimbing I : Drs. H. Kaswan Badami. M.Si
    Dosen Pembimbing II :Yunin Hidayati. S.si M.Si
    Abstraksi

    Cabe Jamu atau cabe jawa (Piper retrofractum Vahl) merupakan tanaman obat yang memiliki kandungan minyak atsiri tinggi. Kabupaten Lamongan merupakan salah satu daerah penghasil cabe jamu. Upaya pembudidayaan cabe jamu dilakukan untuk meningkatkan produktivitas dalam rangka memenuhi kebutuhan atau permintaan. Selain dikenal mempunyai rasa pedas yang kuat, cabe jawa juga dikenal mempunyai banyak efek positif bagi tubuh manusia seperti menurunkan angka serangan jantung, stroke, dan emboli pulmonal. Bagian yang bermanfaat adalah buahnya yang mengandung minyak atsiri. Kandungan utama minyak atsiri cabe jawa adalah terpenoid yang terdiri atas noktanol, linanool, terpinil asetat, sitronelil asetat, piperin, alkaloid, saponin, polifenol, resin (kavisin). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan minyak atsiri yang terdapat pada tanaman cabe jamu di 3 Kecamatan yang terdapat di Kabupaten Lamongan. Metode penelitian ini dilakukan dengan metode survey. Analisis data yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan analisis regresi untuk mencari hubungan antara kandungan minyak atsiri cabe jamu dengan unsur yang terdapat di dalam tanah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara kandungan minyak atsiri cabe jamu dengan Kadar Air tanah, Bahan Organik, dan Kandungan N total tanah di Kabupaten Lamongan didapat persamaan yaitu: Y = 45,879 – 1,288 X1+ 79,464 X2 - 1,348 X3 Dari hasil regresi setiap Kecamatan terdapat kesamaan setiap nilai konstanta dengan prediktor kedua yaitu kandungan N total tanah, apabila konstanta bernilai positif maka nilai prediktor kedua juga akan menjadi positif begitu pula sebaliknya jika konstanta bernilai negatif maka prediktor kedua juga akan bernilai negatif. Hal ini disebabkan apabila kandungan N tanah tinggi maka akan berdampak dengan tingginya kandungan minyak atsiri di setiap Kecamatan. Dilihat dai nilai koefisiensi regresi pada tiga Kecamatan menunjukkan bahwa variabel kadar air tanah mempunyai nilai negatif 1,288, dengan demikian apabila kualitas kadar air tanah meningkat akan menyebabkan penurunan kandungan minyak atsiri pada cabe jamu. Sedangkan untuk variabel N total tanah mempunyai nilai koefisien regresi positif 79,464. Hal ini menunjukkan jika kandungan N total meningkat akan menyebabkan peningkatan kandungan minyak atsiri pada cabe jamu Kata kunci: cabe jamu, minyak atsiri, Kabupaten Lamongan

    Abstraction

    Herbal chilli or cayenne Java (Piper retrofractum Vahl) is a medicinal plant that has a high content of essential oils. Lamongan is one of the producers of chilli herbs. Efforts herbs chilli cultivation done to improve productivity in order to meet the needs or demands. Besides known to have a strong spicy flavor, herbs chillies are also known to have many positive effects on the human body such as lower rates of heart disease, stroke, and pulmonary embolism. This part is a fruit that contains essential oils. The main content of chili Java Essential oils are terpenoids consisting noktanol, linanool, terpinil acetate, acetic sitronelil, piperine, alkaloids, saponins, polyphenols, resins (kavisin). This study aims to determine the content of volatile oil contained in the medicinal plant chilli in 3 district located in Lamongan. The method of research was conducted by survey method. Data analysis was conducted in this study uses regression analysis to find the relationship between the content of the essential oil with chilli herb elements contained in the soil. The results showed that the relationship between the content of the essential oil content of herbs with chilli Groundwater, Organic Materials and total N content of the soil in Lamongan obtained equation is: Y = 45,879 – 1,288 X1+ 79,464 X2 - 1,348 X3 From the regression results every district there are similarities with each of the constant predictor of both the total N content of the soil, if the constant is positive, then the value will also be a predictor of both positive and vice versa if the constant is negative then the second predictor will also be negative. It is caused when high soil N content will likely be detrimental to the high content of essential oils in each district. Judging from the value of the regression coefficient in the three district indicates that the variable soil moisture content has a negative value of 1.288, so if the quality of the soil moisture content increases will cause a decrease in the essential oil content in herbs chili. As for the total soil N variables have a positive regression coefficient of 79.464. This shows if the total N content increases will lead to an increase in the essential oil content in herbs chilli. Keywords: chilli herbs, essential oils, Lamongan

Detail Jurnal